Coklat Muda dan Coklat Tua
Bade – Edera , Mei 1989 saya dicengangkan oleh sekumpulan anak-anak berpakaian coklat muda dan coklat tua berbaris rapi, bernyanyi bergembira memangggul tongkat, berdasi, bertopi pet. Tak ada bayangan sedikitpun siapa mereka, hanya wajah-wajah ceria yang terpancar menandakan bahwa mereka sedang berbahagia membuat akupun ikut larut dalam tontonan yang menyegarkan dari pinggir lapangan. Dari situlah awal mula perubahan terjadi dan mengantarku melihat ibu kota Negara tercinta ini.
Tujuh (7) tahun kemudian tepatnya Juni 1996 untuk pertama kalinya saya menapakan kaki di Jakarta, Ibu Kota yang selama in hanya terlihat di peta, terdengar di radio dan terbaca di buku sekolah. Anda tau apa yang saya kenakan saat pertama mendaratkan kaki di Jakarta ? iya bocah yang tujuh (7) tahun lalu melihat sekumpulan anak-anak berseragam coklat muda dan coklat tua itu yang sekarang mengenakan seragam yang sama di Jakarta. Walhasil hampir sebulan saya mengikuti kegiatan Jambore Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1996 di Bumi Perkemahan Wiladatika Cibubur Jakarta.
Setelah sekian lama malang melintang, saya dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa Gerakan Pramuka sungguh membawa perubahan yang sangat besar dalam hidup saya dan mungkin juga anda.
Adalah Robert Stephenson Smyth Baden-Powell pria berkewarganegaraan Inggris inilah yang mempolopori lahirnya Pandu yang merupakan cikal berdirinya Pramuka itu, diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 Tanggal 20 Mei 1961 Tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia menandai lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia. Banyak organisasi kepemudaan yang tersebar di bumi nusantara dengan berbagai tawaran kegiatan yang menarik akan tetapp pramuka mempunyai sedikit perbedaan dibanding organisasi lain.
Kepramukaan pada hakekatnya adalah :
· Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan pemuda di bawah tanggungjawab orang dewasa;
· Yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di luar lingkungan pendidikan keluarga dan di alam terbuka;
· Dengan menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
Berdasarkan resolusi Konferensi Kepramukaan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepramukaan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
1. Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepramukaan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
2. Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepramukaan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pramuka dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.
3. Universal, yang berarti bahwa kepramukaan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia, agar supaya :
1. Menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta :
a. tinggi mental - moral - budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya.
b. tinggi kecerdasan dan keterampilannya.
c. kuat dan sehat fisiknya.
2. Menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi angota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negara.
Tujuan tersebut merupakan cita-cita Gerakan Pramuka. Karena itu semua kegiatan yang dilakukan oleh semua unsur dalam Gerakan Pramuka harus mengarah pada pencapain tujuan tersebut.
Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai :
1. Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda
Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi bukan sekadar main-main, yang hanya bersifat hiburan saja, tanpa aturan dan tujuan, dan tidak bernilai pendidikan. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.
2. Pengabdian bagi orang dewasa
Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.
3. Alat bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.
Berhubung dengan kiasan itu, maka kata-kata penting dalam urut-urutan perjuangan bangsa Indonesia sejak masa lampau sampai sekarang dipergunakan istilah-istilah di dalam Gerakan Pramuka, yaitu anak didik yang umur 7 - 10 tahun disebut Siaga, yang umur 11 - 15 tahun disebut Penggalang, yang umur 16 - 20 tahun disebut Penegak dan umur 21 - 25 tahun disebut Pandega. Orang dewasa yang memimpin Pramuka disebut Pembina, anggota Kwartir disebut Andalan.
Sesuai dengan tingkat kecakapan yang dicapai oleh seorang Pramuka, maka istilah-istilah tersebut di atas ditambah istilah belakang : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata, Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang Terap, Penegak Bantara, Penegak Laksana (tentang Pandega hanya ada satu tingkat).
Kode Kehormatan
1. Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
2. Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut Satya adalah :
a. janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
b. tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji;
c. titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.
3. Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral yang disebut Darma adalah :
a. alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur.
b. upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong pesertadidik menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.
c. landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;
d. kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.
Sistem among adalah cara pelaksanaan pendidikan dalam Gerakan Pramuka menurut ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
Sistem among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa dengan sejauh mungkin menghindari unsur-unsur perintah, keharusan, paksaan, sepanjang tidak merugikan, baik bagi diri peserta didik maupun bagi masyarakat sekitarnya, dengan maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri sendiri, kreativitas dan oto-aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik.
Tanda kecakapan adalah salah satu alat bagi Gerakan Pramuka untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai oleh Gerakan Pramuka.
Sistem tanda kecakapan merupakan suatu cara yang ditata dan suatu cara menggunakan tanda-tanda untuk menandai dan mengakui kecakapan-kecakapan, baik yang bersifat teknis (praktis) maupun yang bersifat mental/spirituil, yang dimiliki oleh si pemakai tanda-tanda itu berupa Tanda Kecakapan Umum dan Tanda Kecakapan Khusus.
Barangkali inilah yang membuat perbedaan antara organisasi pramuka dengan organisasi lainnya, tentunya setiap aspek tetap dipertimbangkan untuk menilainya. Terlepas dari pemikiran miring tentang pramuka oleh sebagian kalangan generasi muda, pramuka tetap berjalan dengan metode yang ada untuk menjadikan generasi muda yang unggul, terampil dan terpercaya. Percaya atau tidak pasti kita telah melihat sendiri bahwa pramuka telah menjadi bagian dalam kesuksesan pembangunan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar